Sunday, June 17, 2007

Jantung Hati Tunisia


(Bagian ke-3 dari Tulisan Tunisia)



Hoooaahgh! Mata seperti malas membuka saat wake up call berdering. Dengan rasa malas yang tersisa, segera aku ke kamar mandi. membersihkan badan dan bersiap ke restoran untuk sarapan. "Semoga ada nasi," harapku saat di dalam lift. Maklum, terbiasa makan nasi, rasanya belum afdol kalau sarapannya sekedar roti atau yang lain.

Tiba di meja makan, beberapa teman rombongan sudah asyik menikmati santapannya. Aku pun segera bergabung setelah mengambil sepiring nasigoreng India dengan lauk daging unta. "Nambah yuk!" seorang teman mengajak. "Aku ambil buah saja".

Tak lama teman itu kembali dengan membawa sepiring nasi. "Di Indonesia memang ada. Tapi, kita perlu nyobain ini,". Dua menit.. tiga menit... Tak juga bisa dikunyah lauk yang di Indonesia juga ada. "Eh, kamu makan apaan sih?" tanya teman lain." Belum sempat menjawab, Amel yang menjadi guide perjalanan kami berdiri dan langsung mengajak kami berangkat. "Sebentar. masih ada yang belum habis makannya," sergah peserta yang lain. Amel pun mengalah dan kembali duduk.

"Loe makan apa sih? Kok kelihatannya alot banget," tanya teman lainnya. "Nggak tahu nih masaknya gimana. Kalau di tempat kita khan nggak alot begini," jawab teman itu sambil terus mencoba menggigit lauk ala Tunisia.

"Ya ampun... ini khan hiasan. Ini bukan lauk! Ini karet!" Teriak teman satu lagi yang menghampiri. "Pantesan alot. Gua kira jantung." Jawab teman itu sambari mengelap mulutnya. Ya. teman itu mengira, hiasan dari karet itu jantung pisang yang di Indonesia biasa diolah menjadi sayur. Jantung? Jantung hati Tunisia kaleee...!